Seuntai Hikmah di pagi itu



Pagi itu, seperti biasa....
Syair-syair dilantunkan. Menandakan kalam-kalam qutbirrabbani Syekh Imam Ghozaly akan segera didoktrinkan pada kami, para santri yang selalu haus akan indahnya ma’rifat billah.
            Dengan segala kehinaan dan kelemahanku, aku memasukkan diri dalam majellis ilmu tersebut, berharap akan kokohnya imanku, akan arti sejati ma’rifat billah.
Sosok itu datang, yang kukagumi kewibawaan dan kewira’iannya. Syaikhi H. Hasyim Syafaat.
            Kudengar beliau mulai melafadzkan ma’na jawa satu persatu dari lafadz yang tergores  pada kitab itu, kitab yang kuyakini takkan mampu bertahan sampai abad ini tanpa adanya konsep spritual dari pengarangnya, yang orang jawa bilang tirakat. “IHYA ‘ULUMIDDIN”.
Satu jam berlalu...
Aku terdiam, apa yang kuperoleh sedari satu jam yang lalu? Ttidak adakah?
Ah entahlah.
Tapi ada satu cerita yang menggugah hatiku.  Tentang siksa ALLAH, yang pasti akan menimpa pada hambanya yang berdosa, selagi ia belum bertaubat.
Jika boleh ku mendeskripsikan, mungkin seperti ini kisahnya:
Diceritakan:
ALLAH berfirman kepada nabi Nya, Ya’kub as.
Kala Ya’kub as dipertemukan kembali dengan buah hatinya, Yusuf as.
Apa kau tau, kenapa dulu aku memisahkanmu darinya (yusuf)?”
Ya’kub as Menjawa,“Tidak ya Rabb”
ALLAH berfirman:
Tak lain adalah karena ucapanmu terhadap saudara-saudara yusuf: ‘aku takut kalau-kalau dia (yusuf) dimakan serigala, sedang kalian lengah darinya’ (QS; yusuf:13)”
Kenapa engkau takutkan perihal yusuf hanya oleh seekor serigala? Dan kenapa engkau tak berharap atas perlindunganKu? Jangan kau pandang kelalaian mereka (saudara-saudara yusuf). Tapi, pandanglah penjagaanKu atas yusuf.
“Dan apa kau tau kenapa Aku mempertemukanmu lagi dengan Yusuf?”
Ya’kub,“Tidak ya Rabb”
ALLAH berfirman:
Itu karena engkau engkau berharap setelahnya, ‘Moga-moga ALLAH mendatangkan mereka semua (Yusuf dan kesebelas saudaranya) kembali kepadaku’ (QS; yusuf: 83).
Dan karena ucapanmu: ‘Hai anak-anakku, berangkatlah kalian, maka carilah berita tentang yusuf dan saudaranya (Benyamin) dan janganlah kamu berputus asa’ (QS; yusuf:87)”.
Cerita ini memang tak disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadits. Namun, jika kita pikir, cerita ini bisa diyakini benar adanya.
Ku ambil satu hikmah dari kisah ini: “Sedangkan kepada para nabiNya dengan dosa-dosa kecilnya, yang salah dalam berucap saja ALLAH tetap menurunkan siksaNya yang berupa dipisahkannya Ya’kub dari putranya.
Lalu bagaimana dengan ku? Aku yang sudah banyak melakukan dosa yang tak cuma kecil, dosa-dosa besar pun telah kulakukan, yang tanpa pernah aku berpikir dan sadar untuk segera bertaubat.
Iakah aku termasuk orang-orang yang kelak akan kekal dalam jahannam? “Astaghfirullahal ‘adziim, ampuni dosaku ya Rabb, bimbinglah hamba menuju pintu taubat Mu.”
Ku harap kalian renungkan apa yang kurenungkan.

0 komentar:

Posting Komentar