--Sebuah nasihat buat kekasih
Ambil beberapa
langkah mundur ke belakang, yang disitu kita bisa temukan satu titik atau satu
kotak yang mengurung kita dalam satu lingkar atau ruang kesadaran. Bahwasanya,
semua, apapun itu, yang berwujud, tak akan ada, sekali lagi, tak akan ada yang bisa
dibilang sempurna. Tentang hal ini, harus kita terima betul dalam kesadaran
yang penuh dan utuh.
Ini,
itu, aku, dia, kamu, kita mereka, semua, tak akan pernah ada yang bisa mencapai
satu titik yang namanya sempurna. Seperti dalam ilmu kimia, min dan plus jika
disatukan justru mampu menghasilkan daya energi yang berguna. Kekurangan yang
kita miliki dan kelebihan yang orang lain punya, atau sebaliknya, justru akan
menjadi ‘sesuatu’ jika dikombinasikan dengan betul. Artinya, kita harus bisa
dan mampu mencoba menghargai dan menerima orang lain dengan sadar. Tentang apapun
itu. Tentang pemikirannya, sikapnya, bahkan sampai pada hal paling pribadinya
sekalipun. Ambillah misal, dalam suatu hubungan, entah kekasih, teman, keluarga.
Memang perkara yang seperti ini bukan hal mudah untuk kita melakukannya.
Menghargai orang lain, menerimanya. Menerima masa lalunya, menerima hal yang
memalukan darinya, menerima hal membosankan darinya, menerima hal yang paling
menyebalkan buat kita darinya memang tidak mudah. Tapi, bukannya semua orang
memiliki masa lalu? Bukankah semua orang memiliki hal yang membosankan pada
dirinya? Hal paling menyebalkan buat kita? Ya, semua orang juga punya. Hal ini
bukan hal yang langka yang hanya kita yang merasakannya. Semua orang juga
merasakan hal menyebalkan dari orang sekitarnya. Jadi, jika karena hal ini lalu
kita beranjak merenggangkan hubungan, justru ini akan membuat hatikita semakin
tidak nyaman. Katanya, ini dinamakan ‘sakit hati’. Sakit hati ini jika kita
biarkan terus bersarang di dada juga akan memepengaruhi kesehatan fisik kita lo.
Segera
temukan masalahnya, dan lalu obati. Biarkan si dia, orang yang menyakiti hati
kita, berika penjelasan tentang dirinya. Berterus terang saja dengan apa yang
kita rasakan. Tentang apa darinya yang membuat hati kita sakit. Jangan malah
tutup mulut, ditanya kenapa malah tak menjawab. Orang ini sudah bertanya ‘kenapa?’
sudah cukup membuktikan bahwa dia sudah memiliki cukup rasa peka bawa kita
tidak merasa enak karenanya. Ungkapkan! Biar dia mengerti, menyadari dan
kemudian syukur jika dia mau berbenah diri. Jangan suka memelihara yang namanya
sakit hati ini. Kita sakit hati pada siapa ya ungkapkan saja karena apa sakit
hati kita kepada orang yang membuat hati kita sakit. Ceritakan padanya, bahwa
kita sakit hati padanya karena dia bla bla bla... lalu beri dia kesempatan
untuk menjelaskan. Untung-untung, jika dia menyadari dan berbaik diri. Yang
penting bisa plong! Sesak di dada ya bisa plong alias lega ya hanya dengan di
ungkapkan langsung kepada siapa yang membuat dada kita sesak tadi
“ Sebenarnya, tak
pernah ada alasan kita untuk membenci sesama. Sampai kita sendiri yang
mendatangkan alasan tersebut.”
0 komentar:
Posting Komentar