Temaram malam
hanya diam
Tetap bungkam
Tak jua
turun secuil ilham
Tuk segera
meredam
Tentang kebingungan
Yang bahkan
layaknya gelandangan
Rebut hanya
karena secuil pangan
Haha, kawan
kawan
Katanya mau
menjelajah alam
Baru sampai
disini kok sudah bikin acara buat bikin muram
Sudah sudah
Buang semua
penat dan lelah
Juga semua
salah dan bersalah
Besok kita
masih harus menjelajah
Bayuangga, probolinggo. 16 november 2012
–saat cekcok gara gara dua bungkus nasi-
Perjalanan
kami belum terhenti
Masih bnayak
langkah menanti
Masih banyak
bumi yang belum kami pijak
Banyak bintang
yang belum kami sapa
Banyak udara
yang masih harus terhirup
Setelah semalam,
kami beranjak dewasa
Probolinggo, 17 november 2012
-saat fajar memaksa kami bangun-
Segenggam merah
temani pekat hitam
Sekabut api
iringi ribu kabut malam
Beruntung kita
makam ini kawan
Karena besok
kita nasih bias bersama melihat awan
Karena ada
orang-orang ini kan?
Yang semuanya baikan
Di ujung bromo sana kita dakikan mimpi kita
Dilangit begitu juga kita gantung
cita
Besok kita kan mendaki, menjadi pendaki
Sampai lelah seluruh kaki
Hari selanjutnya cita kan kita dapati
Kawasan wisata bromo, 17 november 2012
-saat menatap bromo malam hari, bersama orang-orang yang
memberi kami satu makna bahwa “semua itu tak bisa tercapai bila hanya
didasarkan pada ambisi muda”-
Kita sampai
kawan
Tak sia sia
kita gak tidur semalam kan?
Sampai !
Dipuncak tertinggi
kawah bromo
Puncak yang
baru kemarin kita impikan
Lihatlah kita
bisa!
Mimpi kita
tlah sampai
Puncak kawah bromo, 18 november 2012
-saat sang pemimpi mulai meraihnya-
0 komentar:
Posting Komentar